D'Arcy, Hero Mage dengan Damage yang Luar Biasa!
17.14
Hero ini sudah lama rilis di AoV, namun hanya bisa didapatkan melalui codex. D'Arcy, hero mage terkuat dan sering di ban di rank maupun di turnamen karena serangannya yang begitu besar. Bagi para pemain yang tidak membeli codex nampaknya harus bersabar untuk menanti D'Arcy agar bisa dibeli dengan gold. Ketika codex season ini berakhir, tidak langsung D'Arcy menjadi bisa dibeli dengan gold, sama seperti Sephera. D'Arcy adalah hero dengan role Mage dan keahlian Control. Kombinasi skillnya yang luar biasa dan dengan damagenya yang begitu besar bisa dengan mudah membunuh musuh. Wajib dibeli!
Skill
Saat Attack Normal dan Skill D'Arcy mengenai musuh, dia mendapatkan Dimensional Energy (berkurang secara cepat setelah dia keluar pertarungan). Saat Energy penuh, dia memasuki dimensi lain selama 8 detik, seketika memulihkan 20% dari Mana yang hilang dan Cooldown Dimensional Walk dan Dimensional Cube seketika terkena Reset. Dia juga menerima 20% Movement Speed selama berada di dimensi lain, dan Dimensional Walk atau Dimensional Cube berikutnya akan diperkuat.
D'Arcy memasuki dimensi lain selama 1,5 detik, dimana selama periode itu dia tak bisa ditarget, kebal Control Effect, menerima 20% Movement Speed, dan menerima pengurangan Damage secara signifikan. Setelah menggunakan Skill ini, Attack Normal berikutnya dalam waktu 5 detik, akan diperkuat, memiliki jangkauan lebih jauh dan menimbulkan tambahan 300/370/440/510/580/650 (+0.80) Magic Damage serta mengurangi Movement Speed target sebesar 60%. Menyerang atau menggunakan Skill selama dia berada dalam dimensi lain akan seketika mengeluarkannya dari dimensi itu. Diperkuat: Movement Speed D'Arcy bertambah sebesar 40% dan HP-nya dipulihkan sebanyak 100/120/140/160/180/200 (+0.30) + 10/11/12/13/14/15% dari HP-nya yang hilang.
D'Arcy memanggil Dimension Cube di area target. Setelah 1,25 detik, Cube akan meledak dan menimbulkan 900/990/1080/1170/1260/1350 (+1.75) Magic Damage. Diperkuat: Jangkauan ledakan bertambah. D'Arcy menerima 10 Energy per Hit pada musuh.
D'Arcy membuka Portal di area target, menimbulkan 100/150/200 (+0.40) Magic Damage pada musuh dalam area dan menandai lokasi mereka. Setelah 2 detik, musuh bertanda akan terkena Teleport kembali lokasi awal mereka dan terkena Stun selama beberapa saat. Dalam 6 detik dalam penggunaan Skill ini, D'Arcy dapat menggunakannya lagi untuk Teleport dirinya sendiri ke Portal dan memicu ledakan yang menimbulkan 200/350/500 (+1.00) Magic Damage. Cooldown Dimensional Cube seketika terkena Reset saat menggunakan Skill ini.
Tips & Build
D'Arcy merupakan hero yang memiliki skill dengan damage yang sangat sakit, untuk itu kita memerlukan arcana yang dapat meningkatkan magic atk, magic pierce, dan attack speed agar dimensional energynya cepat penuh. D'Arcy sering dimainkan sebagai jungler dan item diatas merupakan item yang mampu membuat damage skill dari D'Arcy semakin sakit. Dengan meninggunakan combo seperti diatas, kalian bisa membunuh hero musuh dengan sangat cepat!
Skin
Story
Tembok Besar Norman berdiri di perbatasan selatan kerajaan layaknya urat nadi naga raksasa.
Sebagai salah satu keajaiban dunia peradaban manusia, tembok itu berhasil menggagalkan banyak serangan dari Beast atau Abyss, dan membuat sang pencipta, D'Arcy, dikukuhkan sebagai penyelamat.
Namun saat ini, sang penyelamat mengalami sedikit masalah. Lengan kanannya seringkali kesakitan di tengah malam setiap hari – sakitnya bukan sekedar sakit fisik, melainkan sakit batin, seakan terkoyak-koyak.
Semenjak kembali dari Void ke Athanor, lengan kanan D'Arcy dijangkiti rasa sakit yang aneh dan menusuk. Selama beberapa saat, dia mengira bahwa itu hanyalah efek sisa pertarungannya dengan guru sebelumnya, Lorion, sang penyihir kegelapan yang terkenal, namun seraya berjalannya pengerjaan Tembok Besar dan semakin beringasnya serangan monster Abyss, semakin menjadi pula rasa sakit di lengannya, seolah ada yang ingin keluar darinya.
Ini bukanlah penyakit biasa.
Mengandalkan penelitian sihir kegelapan selama berpuluh tahun, D'Arcy memanggil kekuatan Void, yang semakin lama semakin dikenalnya, demi menahan sesuatu yang bersarang di lengan kanannya. Namun di pertengahan malam, di saat Abyss dan Elsonor ada di jarak terdekat antar satu sama lain, rasa sakit yang tak tertahankan itu akan muncul.
D'Arcy menjaga rahasianya ini dengan hati-hati, bahkan dari kawan terdekatnya sekalipun, Sephera dan Dirak. Biaya dan usaha yang dikerahkan demi membangun Tembok Besar belumlah membuahkan hasil yang sepadan. D'Arcy harus tetap menunjukkan sikap tegar, agar pihak Legiun Selatan dan kerajaan yakin bahwa dia beserta Tembok Besarnya mampu melindungi dunia manusia.
Tuk, tuk. Suara langkah bot di atas tanah membuyarkan pikiran D'Arcy.
“Siapa di sana?” D'Arcy menutupi lengan kanannya dengan tangan kirinya. Secercah cahaya perak menyala dan meredup.
“Anu...” seakan terkejut dan terintimidasi oleh nada waspada D'Arcy, sang pengunjung diam sejenak sebelum melanjutkan perkataan, “maaf sudah mengganggu Anda, Pak. Saya Errol dan saya bawahan Jenderal Edmond. Jenderal ingin memberi tahu bahwa akhir-akhir ini ada pergerakan tak biasa dari selatan dan akan ada serangan di malam hari. Pasukan sudah disiagakan dan Jenderal Edmond meminta Anda untuk bersiap.”
“Baiklah. Beri tahu jenderal bahwa aku akan datang.”
“Baik Pak. Saya akan segera memberi tahu beliau.”
Jejak langkahnya menghilang di kegelapan malam.
Seraya Errol berlalu, rasa sakitnya pun mereda. D'Arcy agak terkejut – rasa sakitnya hilang lebih cepat dari biasanya.
“Mungkinkah...pemuda itu...”
D'Arcy pernah bertemu Errol beberapa kali bersama Edmond dan secara keseluruhan meninggalkan kesan positif – pemuda itu tidaklah menonjol secara fisik, namun memiliki hati yang baik dan kuat, bukanlah sesuatu yang mudah dijaga, khususnya di lingkungan militer. Dia mengingatkan D'Arcy akan dirinya semasa muda – walaupun Errol merupakan seorang Pemburu Iblis.
D'Arcy biasanya menjauhi diri dari sihir kegelapan untuk alasan yang wajar. Dan para Pemburu Iblis merupakan produk unggulan dari sekolah yang berkutat di sihir itu. Errol bersama temannya, bergabung dengan Legiun Selatan sepenhnya demi membuktikan bahwa mereka telah memutus segala ikatan dengan sihir kegelapan, seperti D'Arcy yang mengalahkan gurunya sendiri, Lorion.
Suara pertarungan memecah keheningan malam. D'Arcy pun bangkit, mengenakan jubah yang dibuatkan pihak Dewan untuknya, dan merapalkan mantera kuno.
Selang beberapa saat, dia muncul di udara, di atas Tembok Besar diiringi Halo keperakan. Dalam sekejap, ledakan sihir kuat mencuat di arena pertarungan seraya kedua pihak yang bertarung, berhenti untuk melihat sosok D'Arcy yang mengancam ini. Namun, gencatan senjata hanya berlangsung sesaat, seraya dimulainya pertarungan kembali, dimana para monster Abyss menerjang melewati hujan panah beserta dinding tombak menuju arah D'Arc, mengabaikan bahaya, seolah ada pancingan yang sulit ditolak.
“Sempurna,” pikir D'Arcy seraya membentangkan lengannya dan memanggil banyak titik cahaya di langit, menyatukan mereka dengan sihir dan memposisikan di tempat yang ditentukan. Dalam sekejap, manteranya selesai disiapkan.
“Rasakan kekuatan Void – Mark of Sealing!”
Seketika, para monster Abyss ambruk seolah dihimpit tangan tak terlihat. Beberapa yang kuat berusaha meronta, namun gerakan meraka terasa lamban dan tak berarti. Yang lemah remuk akibat kekuatan Void.
“Sekarang!” Menyaksikan dari posnya, Edmond berbalik dan meneriakkan perintah pada utusannya, “Pasukan pemanah, tembak! Hujani mereka dengan panah kalian!”
“Baik Pak!”
“Pasukan Kavaleri, bergerak dan hantam mereka dari belakang!”
“Baik Pak!”
“Pasukan infanteri, bentuk formasi menyerang dan ikuti aba-abaku!”
“Baik Pak!”
“Errol!”
“Hah? Oh, baik, Pak!” Pemuda itu tak langsung menyahut, perhatiannya tertuju pada pertarungan yang berlangsung di depan matanya.
“Pemburu Iblis, kalian bisa mulai menyerang – fokus pada monster yang masih bergerak, dan buka jalan untuk pasukan infanteri!”
“Baik Pak!” Errol mematuhi perintah dan segera berlalu.
D'Arcy tak sadar akan segala alur kejadian yang terjadi di bawahnya, dia sepenuhnya fokus melancarkan manteranya. Yang perlu dia ketahui bahwa semua rekannya, kawan seperjuangannya serta teman-temannya, yang telah bersamanya sejak diletakkannya batu pertama Tembok Besar itu, tak pernah mengecewakannya.
“Sekarang – bukalah jalan dengan kedua tanganmu!”
Sebagai salah satu keajaiban dunia peradaban manusia, tembok itu berhasil menggagalkan banyak serangan dari Beast atau Abyss, dan membuat sang pencipta, D'Arcy, dikukuhkan sebagai penyelamat.
Namun saat ini, sang penyelamat mengalami sedikit masalah. Lengan kanannya seringkali kesakitan di tengah malam setiap hari – sakitnya bukan sekedar sakit fisik, melainkan sakit batin, seakan terkoyak-koyak.
Semenjak kembali dari Void ke Athanor, lengan kanan D'Arcy dijangkiti rasa sakit yang aneh dan menusuk. Selama beberapa saat, dia mengira bahwa itu hanyalah efek sisa pertarungannya dengan guru sebelumnya, Lorion, sang penyihir kegelapan yang terkenal, namun seraya berjalannya pengerjaan Tembok Besar dan semakin beringasnya serangan monster Abyss, semakin menjadi pula rasa sakit di lengannya, seolah ada yang ingin keluar darinya.
Ini bukanlah penyakit biasa.
Mengandalkan penelitian sihir kegelapan selama berpuluh tahun, D'Arcy memanggil kekuatan Void, yang semakin lama semakin dikenalnya, demi menahan sesuatu yang bersarang di lengan kanannya. Namun di pertengahan malam, di saat Abyss dan Elsonor ada di jarak terdekat antar satu sama lain, rasa sakit yang tak tertahankan itu akan muncul.
D'Arcy menjaga rahasianya ini dengan hati-hati, bahkan dari kawan terdekatnya sekalipun, Sephera dan Dirak. Biaya dan usaha yang dikerahkan demi membangun Tembok Besar belumlah membuahkan hasil yang sepadan. D'Arcy harus tetap menunjukkan sikap tegar, agar pihak Legiun Selatan dan kerajaan yakin bahwa dia beserta Tembok Besarnya mampu melindungi dunia manusia.
Tuk, tuk. Suara langkah bot di atas tanah membuyarkan pikiran D'Arcy.
“Siapa di sana?” D'Arcy menutupi lengan kanannya dengan tangan kirinya. Secercah cahaya perak menyala dan meredup.
“Anu...” seakan terkejut dan terintimidasi oleh nada waspada D'Arcy, sang pengunjung diam sejenak sebelum melanjutkan perkataan, “maaf sudah mengganggu Anda, Pak. Saya Errol dan saya bawahan Jenderal Edmond. Jenderal ingin memberi tahu bahwa akhir-akhir ini ada pergerakan tak biasa dari selatan dan akan ada serangan di malam hari. Pasukan sudah disiagakan dan Jenderal Edmond meminta Anda untuk bersiap.”
“Baiklah. Beri tahu jenderal bahwa aku akan datang.”
“Baik Pak. Saya akan segera memberi tahu beliau.”
Jejak langkahnya menghilang di kegelapan malam.
Seraya Errol berlalu, rasa sakitnya pun mereda. D'Arcy agak terkejut – rasa sakitnya hilang lebih cepat dari biasanya.
“Mungkinkah...pemuda itu...”
D'Arcy pernah bertemu Errol beberapa kali bersama Edmond dan secara keseluruhan meninggalkan kesan positif – pemuda itu tidaklah menonjol secara fisik, namun memiliki hati yang baik dan kuat, bukanlah sesuatu yang mudah dijaga, khususnya di lingkungan militer. Dia mengingatkan D'Arcy akan dirinya semasa muda – walaupun Errol merupakan seorang Pemburu Iblis.
D'Arcy biasanya menjauhi diri dari sihir kegelapan untuk alasan yang wajar. Dan para Pemburu Iblis merupakan produk unggulan dari sekolah yang berkutat di sihir itu. Errol bersama temannya, bergabung dengan Legiun Selatan sepenhnya demi membuktikan bahwa mereka telah memutus segala ikatan dengan sihir kegelapan, seperti D'Arcy yang mengalahkan gurunya sendiri, Lorion.
Suara pertarungan memecah keheningan malam. D'Arcy pun bangkit, mengenakan jubah yang dibuatkan pihak Dewan untuknya, dan merapalkan mantera kuno.
Selang beberapa saat, dia muncul di udara, di atas Tembok Besar diiringi Halo keperakan. Dalam sekejap, ledakan sihir kuat mencuat di arena pertarungan seraya kedua pihak yang bertarung, berhenti untuk melihat sosok D'Arcy yang mengancam ini. Namun, gencatan senjata hanya berlangsung sesaat, seraya dimulainya pertarungan kembali, dimana para monster Abyss menerjang melewati hujan panah beserta dinding tombak menuju arah D'Arc, mengabaikan bahaya, seolah ada pancingan yang sulit ditolak.
“Sempurna,” pikir D'Arcy seraya membentangkan lengannya dan memanggil banyak titik cahaya di langit, menyatukan mereka dengan sihir dan memposisikan di tempat yang ditentukan. Dalam sekejap, manteranya selesai disiapkan.
“Rasakan kekuatan Void – Mark of Sealing!”
Seketika, para monster Abyss ambruk seolah dihimpit tangan tak terlihat. Beberapa yang kuat berusaha meronta, namun gerakan meraka terasa lamban dan tak berarti. Yang lemah remuk akibat kekuatan Void.
“Sekarang!” Menyaksikan dari posnya, Edmond berbalik dan meneriakkan perintah pada utusannya, “Pasukan pemanah, tembak! Hujani mereka dengan panah kalian!”
“Baik Pak!”
“Pasukan Kavaleri, bergerak dan hantam mereka dari belakang!”
“Baik Pak!”
“Pasukan infanteri, bentuk formasi menyerang dan ikuti aba-abaku!”
“Baik Pak!”
“Errol!”
“Hah? Oh, baik, Pak!” Pemuda itu tak langsung menyahut, perhatiannya tertuju pada pertarungan yang berlangsung di depan matanya.
“Pemburu Iblis, kalian bisa mulai menyerang – fokus pada monster yang masih bergerak, dan buka jalan untuk pasukan infanteri!”
“Baik Pak!” Errol mematuhi perintah dan segera berlalu.
D'Arcy tak sadar akan segala alur kejadian yang terjadi di bawahnya, dia sepenuhnya fokus melancarkan manteranya. Yang perlu dia ketahui bahwa semua rekannya, kawan seperjuangannya serta teman-temannya, yang telah bersamanya sejak diletakkannya batu pertama Tembok Besar itu, tak pernah mengecewakannya.
“Sekarang – bukalah jalan dengan kedua tanganmu!”
0 komentar